Pola Dasar Kalimat


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peroses penyampaian bahasa, baik itu secara lisan maupun tulisan sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.
Penyampaian kalimat yang baik akan mewakili gagasan, pikiran atau perasaan seseorang ketika berbahasa, dan akan menggugah imajinasi pendengar atau pembaca terhadap hal yang disampaikan, maka hal yang penting adalah mengetahuai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidahnya.
Makalah ini akan sedikit memaparkan mengenai pola dasar kalimat dan kaidah-kaidah yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah
          Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2.      Ada berapakah unsur pelengkap suatu kalimat?
3.      Bagaimana  pola dasar suatu kalimat?
1.3 Tujuan Penulisan
          Tujuan yang akan diambil dari pembuatan makalah ini adalah :
1.      Memahami dan mengerti arti dari kalimat.
2.      Dapat mengetahui unsur-unsur yang melengkapi suatu kalimat
3.      Mengetahui dan mengerti pola dasar kalimat.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah studi pustaka dan  browsing lewat internet yang menyajikan berbagai bahan sumber tentang makalah ini.
1.5 Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu bagian kulit muka, halaman judul, lembar pengesahan, kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari : Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian Kalimat, Unsur-Unsur Kalimat, Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh bahan karya tulis ini dan penutup dari penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat
Dalam berbagai literatur sering kita temukan bahwa kalimat diartikan sebagai kumpulan kata-kata dan memenuhi unsur subjek, predikat, dan objek. Dalam kenyataannya tidak semua kalimat yang digunakan dalam tuturan sehari-hari memenuhi persyaratan tersebut. Pengertian kalimat sebagai kumpulan kata-kata dan memenuhi unsur subjek, predikat, dan objek tidaklah tepat , pengertian diatas lebih mengacu pada pengertian klausa.
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Bila diekspresikan kedalam wacana tulisan, kalimat itu akan tampak dengan penandaan berupa penulisan ejaan yang disempurnakan, seperti penulisan diawali dengan hurup kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik(.), seru(!), dan tanya(?).
2.2 Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat.
1)        Subyek (S)
®      Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur inti suatu kalimat.
®      Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang dibendakan.
®      Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
®      Contoh :
o   Luthfi adalah seorang pelajar di UIN SGD Bandung.
o   NOAH adalah salah satu band besar di Indonesia.
2)        Predikat (P)
®        Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek.
®        Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
®        Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
®        Contoh :
o   Van Persie bermain dengan baik.
o   Dia pelari tercepat di Indonesia.
3)        Objek (O)
®        Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat.
®        Biasanya terletak di belakang predikat.
®        Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
®        Ada dua macam objek, yaitu :
o    Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek.
Makna objek penderita :
a.        Penderita
Contoh :  Dia memukul-mukul tembok.
b.        Penerima
Contoh :  Luthfi memakai celana saya.
c.         Tempat
Contoh  :  MU akan datang ke Indonesia.
d.         Alat
Contoh : Pak Guru melempar penghapus ke arah dia.
e.         Hasil
Contoh :  Dia membuat patung Kuda. 
o    Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.
Makna objek penyerta :
a.        Penderita.
Contoh :  Andi memberikan Dewi bunga mawar.
b.        Hasil.
Contoh :  Dia membelikan orangtuanya rumah.
4)      Keterangan (K)
®        Hubungannya dengan predikat renggang.
®        Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
®        Terdiri dari beberapa jenis :
o    Keterangan Tempat
Contoh: NOAH akan mengadakan konser di Singapore.
o    Keterangan Alat
Contoh: Abah memetik buah menggunakan tongkatnya.
o    Keterangan Waktu
Contoh: Sinta akan tiba di Bandung pukul 12.00 WIB.
o    Keterangan Tujuan
Contoh: Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
o    Keterangan Cara
Contoh: Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
o    Keterangan Penyerta
Contoh: Luthfi pergi bersama Robeey.
o    Keterangan Similatif
Contoh: Budi memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
o    Keterangan Sebab
Contoh: Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
5)      Pelengkap (Pel.)
®        Terletak di belakang predikat.
®        Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
®        Contoh :
o    Kibum memberikanku novel bagus.
o    Hangeng menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
o    Mahkota itu bertahtakan mutiara.
2.3. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1)        Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
o  Mereka / sedang bekerja.
     S                    P (kata kerja)
o  pamannya / pemain bola.
     S                 P (kata benda)
o  Gambar itu / bagus.
      S                P (kata sifat)
o  Peserta penataran ini / empat puluh orang.
             S                                  P (kata bilangan)
2)        Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / setrategi penyerangan.
      S                   P                             O
3)        Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Budi / beternak / ayam.
  S               P          Pel.
4)        Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
  S           P             O       Pel.
5)        Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
     S            P                   K
6)        Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
    S              P                  O                   K
7)        Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
    S           P          Pel.              K
8)        Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
  S           P              O         Pel.           K
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil kajian makalah yang telah di buat mulai dari pendahuluan, kajian materi dari beberapa literatur atau sumber yang penulis peroleh serta data-data yang mendukung terhadap makalah ini. Kajian makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagi berikut:
1.        Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.
2.        Unsur-Unsur Kalimat: Subyek (S), Predikat (P), Objek (O), Keterangan (K),Pelengkap (Pel.).
3.        Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia: Kalimat Dasar Berpola S P, Kalimat Dasar Berpola S P O, Kalimat Dasar Berpola S P Pel., Kalimat Dasar Berpola S P O Pel., Kalimat Dasar Berpola S P K, Kalimat Dasar Berpola S P O K, Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K, Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
3.2 Penutup
Demikian makalah ini saya buat bertujuan untuk melengkapi tugas mandiri dan memperkaya wawasan dalam bidang Bahasa Indonesia. Semoga tulisan ini bisa menjadi pertimbangan dan kiranya dapat menarik perhatian serta bermanfaat bagi semua pihak.





DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yuanis, dkk. 2011. Kemampuan Menulis & Berbicara Akademik. Bandung: Rizqi Press.
Heryati, Yeti, dkk. 2012.Pengembangan kompetensi Bahasa Indonesia.Bandung: Pusat Bahasa.
http://sitompulke17.wordpress.com/2009/11/03/struktur-kalimat-bahasa-indonesia/

.


These icons link to social bookmarking sites where readers can share and discover new web pages.
  • Digg
  • Sphinn
  • del.icio.us
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati

Leave a comment